Minggu, 20 April 2014

Doa dari Seorang yang sangat saya cintai

Doa dari Seorang yang sangat saya cintai.

Pagi minggu ini saat sedang asik dengan empuknya kasur  terdapat sms dari Ibu tercinta :

Name/Number: +6282325202945 (Ibu)
Time: 2014-04-20 06:28:42
“Lagi tidur fit g jd ke pwr po kamu klo kerja yg sabar di tlateni dl kanu udah bejo begitu selesai dpt kerjaan yg penting sabar dan tlaten insyaalah suxses apa mau kuliah lagi nyambi nanti ibu bantu.
(Sedang tidur fit? Tidak jadi pulang purworejo? Kamu kalo kerja yang sabar dan di niati dlu, sudah beruntung begitu selesai dapat kerjaan, yang penting sabar dan niat, Insyaallah sukses, apa kamu mau kuliah lagi, nyambi nanti ibu bantu)

Begitulah sedikit pesan pendek yang berarti segalanya dari seorang Ibu untuk anaknya. Dukungan, doa, dan harapan selalu. Semoga selalu di dengar dan di kabulkan Allah swt. Amin
Terimaksih Ibu, hari ini sampai kapanpun Ibu adalah segalanya. J


Mencari Kepemimpinan

Mencari kepemimpinan
         Sedikit menguraikan pandangan saya dalam beberapa gemuruh situasi berita kali ini yang mengulas berbagai sosok sosok yang akan memimpin bangsa kita. Pandangan sebagai masyarakat dan sebagai seorang yang berada kalangan menengah biasa yang masih bisa mencermati atau nantinya mengomentari. Setiap 5 tahun kita dihadapkan pada sebuah era bahwa bangsa ini akan dipimpin oleh siapa, kearah mana, dan dengan tujuan yang seperti apa? Masyarakat saya pandang punya banyak harapan dengan berbagai hal yang dimiliki Tanah Air ini. Pendidikan, perekonomian, kesejahteraan, dan kemajuan segala aspeknya. Jangan lah jadi kita mencari pemimpin karena faktor kepentingan. Entah faktor kepentingan dan transaksional yang sekarang terjadi di Kepemimpinan kita. Sayang sekali. Yah, ini mungkin karena demokrasi kita yang kebablasan, dengan sitem partai yang masih aburadul. Harusnya seperi apa?? Kita rindu akan pemimpin yang progresif dan benar bekerja dalam sebuah tim ataupun individu. Melihat bahwa Indonesia adalah bangsa yang kuat, maju dan melimpah. Membawa waktu 5 tahun memang tidak mudah,minimal ada hal yang bisa dan harus diperbuat untuk memperbaiki terus, sampai tangga demi tangga kepemimpinan terlewati. Mungkin ini lah yang harus dilakukan, bahwa sebagai pemimpin harus memberikan sesuatu yang terbaiknya bukan atas dasar kepentingan tapi atas dasar suara 237,6 juta jiwa ini.

Kamis, 17 April 2014

Berteater itu mengajari hidup yang sepi

Berteater itu mengajari hidup yang sepi, keras, dan berjuang untuk selalu menikmatinya. Sebelumnya terimakasih proses ‘ra ruh’ yang hampir 8 kali pentas kita lewati. Saya hitung, kidung kamardikan,jombang, pacitan, kebakkramat, ums (3x), batang. Setelah melepas karakter dalam ra ruh saya mendapatkan apa yang lebih di dalamnya. Terimakasih mas jais mb ratna, kawan, budi, emje, cesa. Mendapati kesendirian dan mendapati karya itu adalah hal yang luar biasa. Dengan keringat dan capaian maksimal, tentang apa yang kita gagaskan dan kita rasakan selama ini. Kemerdekaan yang tak pernah utuh dari manusia dan sekelompok orang. Menjadi marjinalitas yang sempurna. Pemikiran yang orisinalitas dari kawan Kidung.
Kebersamaan yang menjadikan ikatan kuat dimana proses selalu berjalan dengan kegigihan tanpa henti untuk sebuah capaian kelompok, dan capaian proses itu. Untuk memberikan arti pada penonton yang melihat dengan definisi berbeda-beda. Ya absurb. Yang akan menerjemahkan itu kedalam diri masing-masing.
Pertama saya bercerita kali ini mengenai proses yang berlangsung hampir 6 bulan. Dimulai dari proses isendentil untuk menarik sebuah tontonan baru dari mahasiswa. Berasal dari tantangan untuk melewati hal yang tidak biasa dan fantastis diakhirnya. Dan dilanjutkan dalam diskusi-diskusi malam larut yang di juga dcekoki kopi penghila kantuk serta kebulan asap. Sebelum menuju pentas ra ruh kita dilatih untuk pentas pengisi kecil juga. Pacuan diri untuk terus berproses meningkat. Sampai pada sebuah akan ditampilkan tontonan untuk Kemerdekaan 17 Agustus, dan mulai cetusannya dari itu. Kita cari bersama, kita bergerak berlatih dan tak sampai putus. Terus dan terus. Itulah semboyannya. Kekuatan, gairah yang kuat memacu adrenalin malam,bahkan subuh. Teringat juga saat masa puasa di dalam sanggar. Kita bertahan! Lalu mulailah dari sebuah pertunjukan di Dawung Wetan Pentas Kidung Kamardikan kita menampilkan ‘ra ruh’. Entah rasa gugup atau apapun tidak ada. Kita bisa, kita lewati dengan hal yang diluar dugaan kita.
Kita ditawarkan untuk bergerilya budaya menuju beberapa kota diantaranya pacitan,jombang, dan di kebakkramat karanganyar. Perjalanan yang hebat bersama kawan gerilya, menjadikan keluarga disana. Dijombang perjalanan malam bermotor hampir 8 jam non stop dan di Pacitan kita bermalan dipantai dan menikamati indahnya alam disana serta sebelumnya menikmati sepi sunyinya sebuah desa dimana kita pentas dan di malam pentas riuh dengan penonton yang rindu akan hiburan yang mendidik kita. Saya kagum dengan masyarakat itu yang serba terbatas tetapi mereka masih selalu tersenyum dengan keterbatasannya dan hiburannya sendiri. Bahkan disana televisi belum mencuci pikirannya mereka yang masih penuh dengan alam sekitar. Pengalaman yang luar biasa sebagai seorang pemain, seorang pemuda, dan seorang manusia yang selalu diciptakan untuk merasakan hal-hal kecil. Kita luapkan segalanya. Kita kerahkan segalanya. Untuk teater untuk kidung dan untuk hidup.
Terimakasih teater,kidung,kawan,sahabat,manusia yang tegar,manusia yang kuat disana. Saya merindukan masa itu. Kita benar benar menjadi keluarga yang selalu diingat.

‘Ra ruh’
Produksi : Teater Kidung
Sutradara : Ratna Hadi
Asstrada : Isnaini ‘Jais’
Pemain : Zafit Budi Cessa Emje
20 Agustus 2011 Kidung Kamardikan
1  Oktober 2011 Raih Kidung Cinta
15 Oktober 2011 Jombang
18 Oktober 2011 Kebakkramat
22 Oktober 2011 Pacitan
31 Oktober 2011 Pentas USF Griya UMS
27 November 2011 Batang
31 Desember Griya UMS (Tahun Baru) Pelepasan Karakter
Setiap orang memiliki prosesnya tinggal bagaimana kita betahan dengan kegigihan kekuatan yang lebih dari yang dimiliki manusia itu sendiri dan kita dapatkan sesuatu dari sana


Senin, 07 April 2014

Good Things For Good People

Mari sedikit membeberkan tentang blog yang saya buat ini... Sekedar pendapat subjektif saja untuk menengahi banyak persoalan yang mungkin orang hadapi sekarang...

Di mulai dari sebuah judulnya "Good things for good people". Kebaikan kita relasikan dengan ke-orangan. Bahwa apa yang orang miliki sekarang mereka sebenarnya miliki semua. Tentang kebaikan tentang keburukan yang mereka lakukan. Memang berasal dari "diri" "dalam" manusia itu. Hal-hal yang dimiliki adalah penanaman yang ditumbuh melekat pada diri manusia itu sendiri. Seorang yang melakukan hal-hal positif dengan keyakinannya akan memiliki kelekatan pada sesuatu yang positif juga. Begitu juga sebaliknya. Membangun diri, menciptakan diri ini seperti apa itulah yang terpenting. Saya kira manusia tidak diciptakan untuk selalu sedih, marah, dan nelangsa. Itu hanyalah ketidak mampuan kita menciptakan hal positif,hal yang menjadi keuntungan dan hal yang menajadi bangunan emosi yang lebih terarah.

Misalkan : pengangguran menjadi merasa malas akan hal yang dia lakukan sehari-hari, lalu dia merasa tidak berguna dan hanya pasrah, itu tidak akan menimbulkan hal yang positif dan membangun. Ciptakan hal itu. Mulai, sesuatu hal kecil adalah "bekerja", sederhana dan positif. Karena sesuatu yang baik itu adalah milik manusia itu sendiri. Melalui proses yang ada akan tercipta bangunan positif yang tertanam dan tumbuh. Apalagi dengan semangat muda yang ada. Bahwa tidak ada yang salah dalam seorang pengangguran. Meraka memiliki ketakterbatasan dalam melakukan bagunan positif-positif ini, tinggal bagaimana menentukan mengarahkan, membangunkan sampai tegak.

Tidak beda halnya yang sudah beraktifitas oleh pekerjaan dimana hal memang diciptakan energi yang baik, dengan orang-orang, percayalah itu hal yang sangat kuat untuk membawa keterlanjutan dan kemanfaatan. Inilah sebuah kekuatan manusia dalam dirinya, yang selalu membawa sesuatu dibaliknya. Ingat itu.

 Quote :  Manusia itu energi yang kuat dengan segala yang dipunyai dan dapat ditularkan.