Catatan kemarin sore..
Baru saja sore itu berlalu indah sedemikian rupa layaknya nyanyian burung burung sore. Setelah hujan turun. Menanti kehadiran orang yang didambakan. Turun dari sebuah kereta sore ini. Kegelisahanku muncul dikala redup sampai. Tanpa kasih maenjadi kusam langitnya. Benar-benar kasihan. Sampai kapan ini. Rasanya capek dan kesal hanya menanti. Membebaskan saja bagaimana. Membuang waktu percuma untuk sebuah perjudian. Kasar sepertinya, tapi memang itu. Serasa ditindah. Oh, kasihan. Tak sampainya mereka membelai dedaunan sore. Mendayu tersepoi. Ruang dan waktu sudah menjadi bekal yang sama di masa datang. Menjadi tolak ukur kesaksian yang nyata. Membeberkan ketidakharmonisan dan ketidaksekawanan.
Kemarin sore..
Baru saja bergulir waktu yang singkat dan harus mulai pelan, sedikit, meninggalkannya. Menjadi sore besok itu baru. Baru dengan keyakinan baru bahwa akan ada rintik-rintik yang mendinginkan. Lalu akan ada seniman yang mengabadikannya menjadi lukisan jingga,merah,ungu.
Ya, sudah menjadi titik titik selanjutnya. Bukan hanya titik,tapi mau mengisinya lagi entah dimana. Memang sih kemarin sore juga masih titik-titik tapi itu berjalan terpencet terus dan tidak berhenti.
Aku berdoa catatan kemarin sore ini suatu saat terbaca. Lalu mengikiskan. Dan mengabadikan.
Zafit Nurdin
Catt 26 Januari 2014