Rabu, 26 Maret 2014

crush!!!

Meng:eja: Maret 4

Bahwa setiap apa yang kita tinggalkan kini mulai membekas. Meninggalkan sebuah memori yang terkenang dan tak terlepas. Disini dari ruang yang ada didalam. Seperti mimpi tenggelam. Kenangan demi kenangan dirasa. Menjadi tindasan kekeruhan dan kejemuan diri. Entah sampai kapan tertekik tergilas masa romantik. Menjadikan kerinduan entah bagaimana. Menyisakan benar benar menyisakan sisa sisa sia sia dan ia?

Meng:eja: Maret 3


Terima kasih bahwa saya dilahirkan akan sebagai seorang yag akan selalu menemui jalan yang terjal. Dimulai dari memaknai hidup dalam apa yang saya kerjakan sehari hari maupun yang sudah saya bangun bertahun dan akhirnya harus selesai. Memang begitu nyatanya dan aslinya. Keyakinan saya goyah semakin lama menjadi peragu dalam memutuskan. Memang ini lah yag harus dilewati untuk hal yang lebih besar esok. Saya yakin itu. Bahwa ini bukan mengenai takdir tapi lebih pada pilihan lah saya akan kemana dan semua akan tetap bisa dirubah. Bahwa saya mempunyai pondasi sebagai diri saya sendiri untuk membangun. 

Meng:eja: Maret 2


Waktunya menulis lagi sudah saatnya..

Sudah seperti biasanya datangnya setelah hiruk pikuk siangku datang, ya tengah malam ini.
Menatap langit-langit asbes kamar terbatas dan mentok disitu saja. Ini saatnya memulai segalanya dengan baik dan harus lebih baik. Menjadi manusia biasa yang menurut pada takdir dan kepecayaan pada-Nya. Segalanya sudah terekam dan terproses sendiri dalam diri. Selalu ada yang mengikutinya dan berulang membentuk. Tidak semudah memulai lebih sulit menjaga dan meneruskan menjadi lebih dan bersyukur. Semuanya tinggal dilanjutkan, dengan harapan, mimpi dan cita-cita. Karena manusia ini akan terus melewati batasnya,gerak,keluar sampai mata nurani memuaskan logika.

Meng:eja: Maret 1


Sudah berlalu ya harapan ini...
Terbangun setelah bergulat dengan semua hal yang membuat lelah. Masih ada tempat teristimewa.disini.. di masa yang akan dijumpai...

Selasa, 18 Maret 2014

Review "JOKOWI Memimpin Kota Menyentuh Jakarta"

Tak perlu merasa miskin ketika kita berada dalam kondisi berkekurangan. Merasa miskin hanya pantas disematkan pada orang-orang yang putus harapan dan tak memiliki semangat apa-apa lagi untuk mengubah nasib [hal 37].

Dalam hidup, manusia selalu belajar. Disadari atau tidak, yang masuk ke dalam pikiran dan hati selalu bertambah. Dan itu akan menciptakan perubahan-perubahan. [hal 42]


....