Senin, 17 Juni 2013

Puisi Cahaya Bulan

Gie - Puisi Cahaya Bulan

Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa
Pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui

Apakah kau masih selembut dahulu...
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap
Sambil membenarkan letak leher kemejaku

Kabut tipispun turun pelan-pelan di lembah kasih
Lembah Mandalawangi...
Kau dan aku tegak berdiri
Melihat hutan-hutan yang menjadi suram
Meresapi belaian angin yang menjadi dingin

Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu...
Saat kudekap kau dekaplah lebih mesra...
Lebih dekat...
Apakah kau masih akan berkata...
Kudengar detak jantungmu

Kita begitu berbeda dalam semua
Kecuali dalam Cinta...

-------------------

Cahaya Bulan menusukku
Dengan ribuan pertanyaan
Yang takkan pernah kutahu
Dimana jawaban itu

Bagai letusan berapi
Bangunkanku dari mimpi
Sudah waktunya berdiri
Mencari jawaban... kegelisahan hati

Minggu, 16 Juni 2013

Kekal


Sayang disini hujan, kamu tahu rinduku mendesak. Bacaan kali ini yang ku baca hanya tentang kamu sayangku kamu tahu? Kamu rasa?

Akhir April


Sekarang tempat tidurku tak serapi dulu sayang.
Kamu tidak lagi sedekat bersamaku. Kamu yang biasanya masih mengingatkan ku menatanya. Merapikan tempat tidurku, mengganti spreinya. Dunia seakan berputar menuju kearah yang tak tentu. Dimana dan akan kemana. Kita belajar kebersamaan bersama tentang kedekatan rasa kita sayang. Sekuat apa kita ini.